Tahun Baru Imlek yang akan datang pada 29 Januari 2025 membawa banyak harapan dan tradisi, salah satunya adalah keberadaan jeruk mandarin yang menjadi simbol penting dalam perayaan ini. Bukan sekadar buah, jeruk memiliki makna yang dalam baik dari segi sejarah maupun simbolismenya.
Sejak zaman Dinasti Qing, masyarakat Tiongkok telah mempraktikkan tradisi meletakkan jeruk mandarin, leci, dan buah lainnya di samping bantal anak-anak saat malam Imlek. Ritual ini bertujuan untuk mengusir roh jahat dan memberikan keberuntungan kepada anak, dengan tradisi mengonsumsi buah-buahan tersebut setelah bangun tidur. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya jeruk sebagai elemen dalam mendatangkan keberuntungan di tahun yang baru.
Secara linguistik, jeruk mandarin memiliki makna yang erat dengan keberuntungan. Dalam bahasa Mandarin, pengucapan kata untuk jeruk (ju) terdengar mirip dengan kata yang berarti “semoga sukses” (ji), sedangkan dalam bahasa Kantonis, kata tersebut (gam) mirip dengan “emas.” Selain itu, warna emas kemerahan dan bentuk bulat jeruk juga dianggap sebagai simbol keberuntungan yang lebih luas.
Masyarakat tidak hanya memberikan jeruk sebagai simbol keberuntungan, tapi juga mengaitkannya dengan aspek kesuburan. Dalam tradisi, saat mengunjungi pasangan pengantin baru, sering kali dibawa dua buah jeruk tetap beserta batang dan daunnya. Ini melambangkan kesegaran dan harapan untuk mendapatkan keturunan yang melimpah.
Tradisi jeruk tidak hanya terbatas pada Tiongkok. Di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura, masyarakat etnis Tionghoa juga mengikuti tradisi ini dengan mempersembahkan jeruk mandarin dalam jumlah genap, yang diyakini membawa keberuntungan. Selain itu, jeruk yang masih memiliki batang dan daunnya dianggap membawa umur panjang.
Di Jepang, jeruk mandarin berperan dalam perayaan Tahun Baru yang tradisional, ditempatkan di atas kue beras. Meskipun sering kali menggunakan jeruk pahit, banyak yang memilih menggantinya dengan jeruk mandarin manis. Di sisi lain, di Korea Selatan, meskipun tidak memiliki keterkaitan yang sama dengan Imlek, jeruk tetap disukai karena dianggap sebagai simbol kemewahan.
Dengan berbagai makna dan tradisi yang melingkupinya, jeruk mandarin lebih dari sekadar buah. Ia menjadi simbol harapan, keberuntungan, dan kesuburan, tak melulu dalam konteks perayaan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang merayakan Imlek. Keberadaan jeruk dalam setiap perayaan Imlek adalah pengingat akan pentingnya tradisi dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.