Minggu, 26 Januari 2025 – 12:54 WIB, Jakarta – Setelah melewati masa pernikahan, banyak pasangan yang melaporkan adanya perubahan pada pola hidup, termasuk kenaikan berat badan. Fenomena ini bukanlah hal yang baru, namun menarik untuk diteliti lebih dalam. Banyak yang beranggapan bahwa pasangan yang mengalami peningkatan berat badan pasca menikah menandakan bahwa mereka lebih bahagia. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan hal ini terjadi?
Dalam laporan Channel News Asia, psikolog klinis Dr. Annabelle Chow mengungkapkan bahwa pada tahun pertama pernikahan, rata-rata pasangan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,63 kg. Pada pria, kenaikan tersebut bisa mencapai 0,4 kg. Ini menandakan bahwa pernikahan bukan hanya membawa kebahagiaan emosional, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik.
Penting untuk dicatat bahwa kenaikan berat badan ini tidak bersifat permanen. Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, pasangan yang sudah menikah tidak memiliki risiko yang signifikan untuk mengalami obesitas jika dibandingkan dengan mereka yang masih melajang. Hal ini mungkin terjadi karena kenyamanan dalam hubungan yang membuat individu merasa tidak perlu lagi mempertahankan penampilan yang ideal. Saat seseorang merasa sudah memiliki pasangan, dorongan untuk menarik perhatian orang lain bisa menjadi berkurang.
Berikut adalah beberapa alasan yang menjadi pendorong kenaikan berat badan setelah menikah:
Kenyamanan Emosional
Rasa nyaman yang muncul dalam hubungan pernikahan membuat pasangan cenderung merasa lebih bebas untuk menikmati makanan dan gaya hidup yang tidak terlalu memperhatikan berat badan.Kebiasaan Makan Bersama
Ketika memasak dan menikmati makanan bersama, pola makan yang lebih santai seringkali diikuti dengan konsumsi porsi yang lebih besar.Gaya Hidup Pasangan
Gaya hidup pasangan dapat memengaruhi kebiasaan satu sama lain. Jika salah satu pasangan memiliki pola makan yang tidak sehat, hal ini bisa dengan mudah menular ke pasangan lainnya, menyebabkan keduanya mengalami kenaikan berat badan.Minimnya Aktivitas Fisik
Ketika fokus kehidupan bergeser ke keluarga dan kegiatan rumah tangga, waktu untuk berolahraga sering kali menjadi terbatas.- Ketidakpuasan dalam Hubungan
Menariknya, pasangan yang merasa tidak puas dengan hubungan mereka cenderung mengalami kenaikan berat badan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pasangan yang bahagia. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan emosional bisa memengaruhi kesehatan fisik.
Dr. Chow juga berpendapat bahwa satu sisi positif dari hubungan pernikahan adalah ketika pasangan merasa saling percaya, mereka dapat menikmati ikatan tanpa khawatir akan ekspektasi sosial untuk selalu tampil sempurna. Perasaan saling dukung ini dapat membawa dampak positif bagi kesehatan mental dan emosional pasangan.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua perubahan pasca menikah adalah negatif. Banyak pasangan yang menemukan cara baru untuk berolahraga bersama atau memotivasi satu sama lain untuk menjalani gaya hidup sehat. Dengan demikian, pengalaman pernikahan dapat menjadi kesempatan untuk berbagi tujuan kesehatan yang lebih baik.
Dengan pemahaman ini, pasangan diharapkan dapat lebih memperhatikan pola hidup dan kesehatan masing-masing. Setelah menikah, menjaga kesehatan fisik dan emosional tetap penting agar kebahagiaan yang dirasakan dalam pernikahan dapat bertahan lama.