Saat musim hujan dan dingin tiba, banyak orang yang mulai merasakan dampak dari perubahan cuaca, terutama mengenai kesehatan. Flu, batuk, dan pilek seakan menjadi teman setia yang hadir setiap tahunnya. Namun, apa yang menyebabkan kita lebih mudah terjangkit penyakit tersebut saat cuaca dingin? Penelitian dan penjelasan dari para ahli memberikan wawasan penting mengenai fenomena ini.
Cuaca dingin bukanlah penyebab langsung dari infeksi, meskipun itu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang tertular virus. Virus flu dan infeksi pernapasan lainnya menyebar melalui tetesan yang dikeluarkan saat seseorang yang terinfeksi berbicara, bersin, atau batuk. Ketika musim dingin tiba, orang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kontak dekat dengan individu yang terinfeksi. Selain itu, ruang indoor yang seringkali memiliki sirkulasi udara yang buruk juga turut memfasilitasi penyebaran virus.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada meningkatnya risiko flu di musim dingin dan hujan, antara lain:
Tekanan Udara Kering: Suhu yang lebih dingin dan penggunaan pemanas di dalam rumah mengurangi kelembapan udara. Kelembapan yang rendah dapat mengganggu sel epitel yang melindungi saluran pernapasan.
Efek Suhu pada Sel Hidung: Sel epitel di hidung berfungsi sebagai garis pertahanan awal terhadap virus yang terhirup. Penurunan suhu yang signifikan dapat memperlemah kemampuan sel-sel ini untuk melawan infeksi. Penelitian menunjukkan bahwa saat suhu di dalam hidung turun, virus pernapasan dapat berkembang biak lebih efektif.
Kondisi Kering dan Sistem Imun: Udara kering juga mengganggu pergerakan silia kecil yang berfungsi untuk membersihkan partikel-virus di saluran pernapasan. Semakin kering udara, semakin sulit bagi sistem imun untuk memproduksi interferon, senyawa yang berperan penting dalam melawan virus.
Penutupan Ruang: Masyarakat cenderung berkumpul di dalam ruangan selama musim dingin. Seperti dijelaskan oleh Dr. Benjamin Bleier, kontak dekat di area yang kurang berventilasi memudahkan penularan virus.
- Perilaku dan Kebiasaan: Pada musim dingin, orang mungkin lebih sedikit beraktivitas di luar ruangan yang sehat, seperti berolahraga, yang berkontribusi pada penurunan kesehatan secara keseluruhan.
Kita harus memperhatikan respons tubuh terhadap infeksi di musim dingin ini. Menurut Akiko Iwasaki, profesor imunobiologi di Universitas Yale, udara yang kering sangat berisiko mengurangi kemampuan otak dan sistem imun untuk melawan infeksi. Peneliti sebelumnya menemukan bahwa angka kematian akibat flu di AS meningkat sejalan dengan turunnya kelembapan udara.
Dr. Iwasaki juga menekankan pentingnya menjaga kelembapan di rumah. Dengan meningkatkan kelembapan relatif menjadi sekitar 50%, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih tidak ramah bagi virus dan mendukung sistem imun agar lebih efektif dalam melawan virus flu.
Sebagai langkah pencegahan, menggunakan masker dapat menjadi strategi yang baik. Selain mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam saluran pernapasan, masker juga membantu menjaga kehangatan di sekitar wajah dan hidung, mendukung fungsi optimal dari sel epitel.
Perubahan perlindungan diri dan kesadaran akan lingkungan sekitar sangat penting untuk menjaga kesehatan kita dan mencegah flu di musim hujan dan dingin. Mari kita tetap waspada dan menjaga kesehatan agar tidak mudah terserang berbagai infeksi pernapasan.