Diabetes tipe 2 semakin menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Menurut informasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Biak Numfor, jumlah penderita diabetes tipe 2 diperkirakan akan meningkat signifikan menjadi 16,7 juta pada tahun 2045, dengan mayoritas di antara mereka berusia 20 hingga 59 tahun. Penyakit ini ditandai dengan hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh resistensi insulin dan penurunan produksi insulin oleh pankreas.
Penyebab diabetes tipe 2 dapat dipecah menjadi beberapa faktor yang perlu dipahami oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya diabetes tipe 2:
1. Produksi insulin yang tidak cukup: Pankreas mungkin tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk kebutuhan tubuh, terutama ketika terjadi peningkatan resistensi insulin. Seiring waktu, sel-sel penghasil insulin dapat mengalami kerusakan.
2. Resistensi insulin: Sel-sel tubuh yang menjadi kurang responsif terhadap insulin menyebabkan glukosa sulit masuk ke dalam sel, yang pada akhirnya meningkatkan kadar gula darah.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas: Obesitas, terutama penumpukan lemak di area perut, merupakan salah satu faktor risiko utama terkena diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa berat badan berlebihan dapat meningkatkan resistensi insulin.
4. Faktor lingkungan: Pola makan yang tidak sehat, paparan racun, dan infeksi juga berpotensi berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami hubungan ini secara mendalam.
IDI Biak Numfor juga menekankan pentingnya edukasi mengenai pengobatan diabetes tipe 2. Terapi pengobatan bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang dapat timbul. Beberapa obat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes tipe 2 meliputi:
1. Sulfonilurea: Obat ini digunakan untuk meningkatkan produksi insulin. Hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
2. Glimepiride: Golongan sulfonilurea ini efektif dalam menurunkan gula darah dengan membantu pankreas memproduksi lebih banyak insulin.
3. Empagliflozin: Obat ini bekerja dengan mencegah penyerapan kembali glukosa oleh ginjal, sehingga lebih banyak glukosa dikeluarkan melalui urin.
4. Dapagliflozin: Sama halnya dengan empagliflozin, obat ini juga membantu mengeluarkan glukosa melalui urin dan sangat sering digunakan dalam kombinasi dengan obat lain.
Penggunaan obat-obatan ini harus berdasarkan rekomendasi dokter dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup seperti penerapan diet sehat dan rutin berolahraga sangat penting untuk pengelolaan diabetes tipe 2. Dengan memahami penyebab dan pengobatan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan melakukan langkah preventif untuk menjaga kesehatan mereka.