Pupil mata berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Biasanya, pupil akan berukuran seragam, menyempit saat terkena cahaya langsung, dan bergerak seiring dengan respons akomodasi saat fokus pada objek dekat. Namun, ada kondisi tertentu yang dapat mengubah ukuran pupil, yaitu miosis dan midriasis. Mempelajari perbedaan antara kedua fenomena ini sangat penting untuk memahami kesehatan mata.
Miosis adalah kondisi ketika pupil mata berukuran kecil atau menyempit. Istilah lain untuk miosis adalah pupil pinpoint. Menurut Cleveland Clinic, ketika miosis terjadi, otot-otot iris, bagian berwarna mata, mengencang, yang mengakibatkan pupil mengecil. Miosis ini dapat terjadi secara unilateral (pada satu mata) atau bilateral (pada kedua mata), dan biasanya tidak merespons perubahan cahaya.
Ada beberapa penyebab miosis yang perlu diketahui, antara lain:
Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti opioid dan barbiturat, dapat mengecilkan pupil. Demikian juga, obat miotik seperti pilocarpine akan menyebabkan pupil menyempit.
Sindrom Horner: Gangguan ini mempengaruhi saraf simpatis yang menghubungkan batang otak ke mata, sering kali mengakibatkan miosis monokuler.
Keracunan: Paparan terhadap zat berbahaya, seperti organofosfat atau benzodiazepin, dapat menyebabkan pupil menyempit.
Uveitis dan Iritis: Peradangan di bagian tengah mata atau iris dapat menyebabkan respon pupil yang tidak normal.
Cedera pada otak atau mata: Beberapa cedera otak dapat mempengaruhi fungsi pupil.
Neurosifilis: Infeksi yang tidak diobati ini dapat menyebabkan penurunan ukuran pupil, yang dikenal sebagai Argyll Robertson pupil.
- Sinekia: Perlindungan antar bagian mata yang seharusnya terpisah dapat mengganggu fungsi pupil.
Pengobatan miosis sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan penggantian obat atau terapi untuk mengatasi peradangan.
Di sisi lain, midriasis adalah kondisi di mana pupil melebar lebih besar dari ukuran normal. Keadaan normal pupil berkisar antara 2 hingga 4 mm dalam cahaya terang dan 4 hingga 8 mm dalam gelap. Ketika paparan cahaya berkurang, pupil seharusnya melebar, namun dalam kasus midriasis, proses ini menyimpang dari norma.
Penyebab midriasis meliputi:
Obat-obatan: Beberapa obat seperti atropin dan antihistamin dapat menyebabkan pupil melebar.
Stres atau emosi: Stres dan keadaan emosional yang tinggi dapat memicu pelebaran pupil.
Cedera pada mata atau kepala: Kerusakan pada struktur otak yang mengendalikan pupil dapat berakibat pada midriasis.
- Alkohol dan zat terlarang: Konsumsi alkohol atau zat narcotik dapat memperlebar pupil.
Kedua kondisi ini, miosis dan midriasis, tidak hanya berfungsi sebagai indikator pemeriksaan mata. Mereka juga dapat memberikan petunjuk penting tentang kondisi kesehatan lain yang mungkin dialami seseorang. Misalnya, miosis sering kali terkait dengan kondisi medis tertentu, sedangkan midriasis bisa menjadi tanda adanya kelainan neurologis.
Dalam dunia medis, pentingnya memahami dan membedakan miosis dan midriasis dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat. Oleh karena itu, pemeriksaan mata yang teratur dan kesadaran akan perubahan pada pupil sangat penting untuk menjaga kesehatan mata sekaligus kesehatan secara umum.