Glaukoma menjadi salah satu penyakit mata yang sering kali diabaikan, meskipun dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan baik. Menurut Dr. Kevin, Dokter Spesialis Mata dari KMN Eye Care, glaukoma terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata yang merusak saraf optik. "Jika tekanan ini terus meningkat tanpa penanganan, kerusakan pada saraf optik dapat berlangsung dan berakhir dengan kebutaan," ujarnya.
Salah satu tantangan dalam mendeteksi glaukoma adalah bahwa penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala awal yang jelas. Ketika penglihatan mulai terganggu, kerusakan yang terjadi sering kali sudah berada pada tahap yang parah. Hal ini menjadikan glaukoma sebagai "pencuri penglihatan diam-diam". Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam upaya mencegah kebutaan. Semakin awal glaukoma terdiagnosis, semakin besar potensi untuk menghentikan perkembangan penyakit ini.
Berikut adalah beberapa tanda awal yang harus diwaspadai sebagai indikasi glaukoma:
- Kehilangan penglihatan sisi (peripheral vision) secara bertahap.
- Pandangan seperti ada lingkaran cahaya di sekitar lampu.
- Penglihatan kabur, terutama di malam hari.
- Rasa tidak nyaman atau tekanan di dalam mata.
Dalam beberapa kasus, glaukoma tidak menunjukkan gejala sama sekali. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin menjadi sangat penting. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengukur tekanan dalam mata dan memeriksa kondisi saraf optik guna mendeteksi glaukoma sedini mungkin.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena glaukoma, di antaranya:
- Usia di atas 40 tahun: Seiring bertambahnya usia, sistem drainase alami cairan dalam bola mata bisa terganggu, meningkatkan risiko glaukoma.
- Riwayat keluarga dengan glaukoma: Jika ada anggota keluarga yang menderita glaukoma, risiko terkena penyakit ini juga meningkat karena faktor genetik.
- Menderita diabetes atau tekanan darah tinggi: Kedua kondisi ini dapat mempengaruhi sirkulasi darah ke mata dan mempercepat kerusakan pada saraf optik.
- Mata minus atau plus tinggi: Miopia atau hipermetropia dapat mempengaruhi tekanan di dalam bola mata.
- Penggunaan steroid jangka panjang: Penggunaan obat ini berpotensi meningkatkan risiko terjadinya glaukoma.
Kesadaran akan tanda-tanda dan faktor risiko glaukoma menjadi langkah awal penting dalam pencegahan kebutaan. Dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, individu dapat memastikan kesehatan mata mereka dan menangkap gejala serta risiko penyakit ini sebelum terlambat.