Industri film Indonesia tengah mengalami transformasi berkat hadirnya teknologi yang dapat menghubungkan kreator dengan audiens secara lebih langsung. Cinevix, sebuah startup teknologi berbasis blockchain, berkomitmen untuk mengatasi tantangan akses pendanaan dan distribusi yang kerap dialami oleh kreator film, terutama yang tidak terafiliasi dengan rumah produksi besar. Data yang diungkapkan oleh Cinevix menunjukkan bahwa pendanaan dan distribusi menjadi dua tantangan utama bagi kreator film lokal, dan melalui platform yang dirancang, mereka berharap dapat memberikan solusi inovatif.
“Industri film kita memiliki potensi besar, tetapi seringkali terhambat oleh akses pendanaan yang terbatas dan kurangnya transparansi dalam distribusi hasil karya,” ungkap Daniel Yorick, penggagas Cinevix. Ia menambahkan bahwa dengan adanya Cinevix, mereka ingin membuka jalan baru yang lebih adil dan inklusif bagi para kreator film. Startup ini berencana meluncurkan platform yang diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pendanaan dan distribusi karya film di Tanah Air.
Cinevix menawarkan beberapa fitur utama dalam ekosistemnya yang akan mendukung kreator film independen:
- CineFi: Platform crowdfunding berbasis blockchain yang memungkinkan kreator mengajukan proyek dan mendapatkan dukungan dana langsung dari komunitas.
- CinePlay: Layanan streaming Video on Demand (VOD) yang memberikan fleksibilitas bagi kreator untuk memonetisasi karya mereka.
- CineFest: Festival film tahunan yang akan memberikan kesempatan bagi karya terbaik hasil kolaborasi dalam ekosistem Cinevix untuk tampil di hadapan publik.
Salah satu inovasi menarik yang diperkenalkan oleh Cinevix adalah integrasi tren Real-World Asset (RWA). RWA memungkinkan digitalisasi aset dunia nyata, seperti hak cipta film, menjadikannya lebih mudah untuk ditransaksikan dan meningkatkan nilai investasi. Tren ini dianggap sebagai kesempatan besar bagi sektor kreatif untuk menarik perhatian investor global.
Tim pengembangan Cinevix, yang terdiri dari berbagai ahli, termasuk Farhan Aziz Ath Thariq, seorang programmer yang berperan penting dalam pengembangan berbagai fitur platform, berupaya memberikan cara baru bagi investor untuk mendukung proyek kreatif serta menjamin transparansi dan keamanan aset. Daniel Yorick menjelaskan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan setiap langkah pengembangan platform dilakukan berdasarkan riset mendalam dan analisis yang matang.
Walaupun rencana peluncuran platform belum diumumkan secara spesifik, Cinevix menyatakan bahwa mereka akan tetap melakukan pendekatan bertahap dalam pengembangan, yang diharapkan dapat merefleksikan kebutuhan pencipta dan audiens di industri film. Dengan memperkenalkan budaya Indonesia melalui media film, mereka berharap untuk meningkatkan visibilitas Indonesia di tingkat global.
Namun, Cinevix juga menyadari tantangan yang akan dihadapi, seperti penerimaan teknologi blockchain di pasar lokal yang masih berkembang. Pengamat industri percaya keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kemampuan Cinevix untuk menjembatani teknologi canggih dengan kebutuhan praktis para pelaku industri film.
Dengan langkah-langkah inovatif yang diambil, Cinevix siap menjadi pelopor dalam menciptakan ekosistem yang lebih inklusif bagi kreator film di Indonesia, menjadikan kemandirian dan transparansi sebagai langkah menuju masa depan yang lebih baik di industri perfilman nasional.