Regulasi cryptocurrency di Amerika Serikat tampaknya berada di ambang perubahan seiring dengan transisi dalam kepemimpinan dan kebijakan publik. Di tengah ketidakpastian ini, banyak pihak bertanya tentang what to expect dari penegakan hukum terhadap aset digital ini di masa depan. Menurut mantan kepala unit crypto SEC dari 2017 hingga 2019, saat ini adalah waktu yang krusial untuk memperkirakan arah penegakan hukum di sektor ini.
Penegakan hukum terhadap cryptocurrency di AS telah mengalami perkembangan signifikan sejak unit penegakan crypto SEC dibentuk pada tahun 2017. Fokus awal unit ini adalah dua aspek utama: penipuan dan penggalangan modal. Selama periode itu, banyak proyek crypto, khususnya Initial Coin Offerings (ICO), menarik perhatian regulator karena dianggap mirip dengan penawaran ekuitas atau utang yang memerlukan regulasi sesuai dengan Securities Act 1933. Berkat adanya label ini, banyak pengusaha crypto mulai beroperasi dalam kepatuhan hukum yang diperlukan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, SEC mengalihkan fokusnya kepada pasar sekunder seperti platform perdagangan terpusat dan protokol terdesentralisasi. Hal ini membawa tantangan baru karena sifat transaksi dalam dunia crypto sering kali tidak melibatkan aktor pusat yang mengumpulkan dana dari investor. Alih-alih, ribuan hingga jutaan peserta crypto berinteraksi secara anonim, membuat penerapan hukum federal menjadi kompleks. Pengadilan distrik federal juga memberikan keputusan yang beragam, dan ada laporan bahwa SEC mungkin mengabaikan beberapa kasus penting.
Meskipun penegakan hukum menjadi fokus utama, pendekatan ini tidak selalu menghasilkan panduan yang bermanfaat bagi industri. Banyak aturan SEC memiliki aspek teknis yang tidak sejalan dengan teknologi blockchain yang terdesentralisasi. Ketidakselarasan ini menciptakan risiko penegakan hukum yang signifikan bagi industri yang sedang berkembang dan mendorong aktivitas ekonomi keluar dari AS.
Di tengah ketidakpuasan ini, tampaknya industri crypto tidak menginginkan kondisi tanpa regulasi atau "Wild West". Sebaliknya, mereka menginginkan buku aturan yang masuk akal dan membantu penegakan hukum terhadap penipuan. Dengan adanya pemimpin baru di SEC, perubahan mungkin akan terjadi. Acting SEC Chairman Mark Uyeda baru-baru ini mengumumkan pembentukan sebuah tugas utama baru di bidang crypto untuk mengembangkan "jalur regulasi yang masuk akal."
Ada beberapa perubahan yang mungkin kita saksikan dalam penegakan hukum crypto di tahun-tahun mendatang:
Sumber Daya Baru untuk Regulasi: Penegakan hukum bukan satu-satunya komponen regulasi. Ada harapan untuk tambahan sumber daya yang akan didedikasikan bagi pembuatan panduan dan aturan baru yang lebih praktis.
Fokus pada Penipuan: Terlepas dari penegakan hukum terhadap kasus tanpa penipuan yang mendominasi berita, akan ada penekanan yang lebih besar untuk melawan penipuan di sector ini.
Penerapan Aturan Baru: Setelah adanya buku aturan yang disetujui, diharapkan SEC akan mulai menegakkan aturan tersebut, meskipun proses ini bisa memakan waktu dan mungkin ada periode transisi.
- Kolaborasi dengan Badan Lain: SEC bukan satu-satunya regulator yang akan terlibat, badan federal lain bisa ikut menjadi pemimpin regulasi yang setara, yang sangat mungkin berdampak besar pada cara penegakan hukum dilakukan.
Meskipun SEC tetap menjadi regulator crypto yang paling aktif, peran otoritas negara bagian dan lembaga lain mungkin akan meningkat, terutama jika SEC menghentikan penggolongan semua cryptocurrency (kecuali Bitcoin) sebagai sekuritas. Dalam waktu dekat, penting bagi semua pihak untuk mengantisipasi bagaimana regulasi dan penegakan hukum dapat beradaptasi dengan lanskap yang terus berubah ini.
