Crypto

Bitcoin Merosot 8% ke $93K Saat Asia Siaga Perang Dagang Trump

Bitcoin (BTC), sebagai cryptocurrency terkemuka dengan nilai pasar terbesar, mengalami penurunan tajam sebesar 8% pada akhir pekan lalu, membawa harganya turun menjadi sekitar $93.000. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya ketegangan perdagangan di Asia, menyusul langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memberlakukan tarif tinggi pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China.

Krisis perdagangan ini dimulai ketika Trump menetapkan tarif 25% pada barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko serta 10% pada produk-produk asal China. Langkah ini langsung mendapatkan respons dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang menyatakan bahwa Kanada akan membalas dengan menerapkan tarif 25% pada barang-barang asal AS, termasuk minuman dan perangkat rumah tangga. Sementara itu, pemerintah China menyatakan akan membawa kasus ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah balasan yang tidak ditentukan untuk melindungi kepentingan negaranya.

Kekhawatiran pasar terhadap konsekuensi dari perang dagang ini terlihat jelas. Para analis berpandangan bahwa meningkatnya ketidakpastian ekonomi dapat memicu inflasi, yang pada gilirannya melemahkan argumen untuk penurunan suku bunga yang cepat oleh Federal Reserve. “Kelemahan harga Bitcoin kemungkinan mencerminkan kekhawatiran ini dan memberikan sinyal risiko bagi aset-aset tradisional yang lebih berisiko,” ujar salah satu analis pasar.

Penurunan Bitcoin tidak berjalan sendiri. Seluruh pasar cryptocurrency merasakan imbasnya, dengan CoinDesk 20 Index yang mengikuti pergerakan Bitcoin juga mengalami penurunan lebih dari 2%. Penurunan nilai BTC di tengah ketidakpastian yang meningkat menjadi indikasi bagi para investor untuk melakukan penghindaran risiko dalam portofolio mereka, terutama di saat kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

Sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan pasar cryptocurrency secara keseluruhan di antaranya:

1. Ketegangan perdagangan antara negara-negara besar.
2. Respon pemerintah terhadap kebijakan tarif yang baru diimplementasikan.
3. Fluktuasi nilai tukar mata uang yang dapat memengaruhi daya tarik Bitcoin sebagai aset safe-haven.

Pentingnya situasi ini kian meningkat seiring dengan pembukaan pasar Asia, di mana pelaku pasar di kawasan ini mulai merespons perubahan yang terjadi. Investor kini berada dalam posisi untuk memantau dengan cermat perkembangan situasi perdagangan ini, karena setiap keputusan yang dibuat oleh negara besar dapat memiliki dampak yang signifikan pada aset makro seperti Bitcoin.

Sebagai cryptocurrency yang satu-satunya dapat diperdagangkan di akhir pekan, pergerakan Bitcoin sering kali mencerminkan sentimen pasar yang lebih luas. Dengan latar belakang ketidakpastian global yang kian meningkat, para investor di seluruh dunia harus siap menghadapi volatilitas harga yang tajam, terutama pada cryptocurrency yang sudah terbukti dapat berfluktuasi dengan cepat.

Ini adalah saat yang krusial bagi Bitcoin dan seluruh ekosistem cryptocurrency, di mana para investor diharapkan dapat melakukan analisis yang mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar. Dengan ketegangan yang terjadi antara negaranegara besar dan dampaknya pada perekonomian global, akan menarik untuk melihat bagaimana Bitcoin dan aset digital lainnya akan merespons dalam waktu dekat.

Intan Lestari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button