Crypto

Bitcoin Anjlok di Bawah $100,000: Data Ekonomi Dorong Suku Bunga

Bitcoin mengalami penurunan signifikan setelah sebelumnya berhasil menembus angka $100,000. Pada hari Selasa, mata uang digital ini turun sebesar 5% menjadi $96,525. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan harga Bitcoin pada hari Senin, di mana ia mencapai puncaknya sejak 19 Desember lalu. Momen ini juga diwarnai oleh penurunan harga aset-aset utama lainnya, termasuk Ether dan XRP, yang masing-masing turun 7,5% dan hampir 6%.

Penyebab utama penurunan ini adalah rilis data ekonomi terbaru yang menunjukkan peningkatan tajam pada imbal hasil Treasury AS. Laporan dari Institute for Supply Management (ISM) untuk sektor jasa menunjukkan bahwa ukuran harga meningkat ke level tertinggi sejak awal tahun 2023. Selain itu, data menunjukkan bahwa peluang pekerjaan di AS meningkat lebih dari yang diperkirakan. Pengaruh data ini menyebabkan penjualan di pasar ekuitas, yang juga berdampak pada korelasi yang semakin kuat antara aset digital dan indeks Nasdaq.

Menurut Bob Wallden, kepala perdagangan di firma aset digital Abra, sell-off ini dimicu oleh penghindaran risiko di pasar saham yang kemudian menjalar ke pasar crypto. “Kombinasi dari pengambilan keuntungan dan trigger stop-loss pada posisi long baru di atas $100,000 memperparah penurunan ini,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa berita terbaru mengenai perubahan sikap Presiden terpilih Donald Trump terkait diskusi tarif menambah lapisan volatilitas di pasar.

Di tengah penurunan ini, investor masih menunjukkan minat yang tinggi terhadap Bitcoin. Pada hari Senin, terdapat aliran bersih sebesar $987 juta masuk ke dalam dana perdagangan Bitcoin spot, yang merupakan aliran satu hari terbesar sejak bulan November. Sebelumnya, dana ini juga menerima masuk sekitar $908 juta di sesi yang sama.

Dengan adanya optimisme terhadap kebijakan pro-crypto dari pemerintah yang mungkin dipimpin oleh Trump, Bitcoin pernah meraih harga tertingginya di $108,315 pada bulan Desember. Namun, potensi kenaikan harga Bitcoin di masa mendatang diperkirakan akan sangat bergantung pada komitmen Trump dalam memenuhi janji-janji terkait cryptocurrency, termasuk penciptaan cadangan nasional Bitcoin. Survei yang dilakukan oleh MLIV Pulse menunjukkan bahwa 39% responden percaya bahwa Bitcoin adalah investasi yang paling mungkin berbalik menjadi kerugian pada tahun 2025.

Dalam situasi ini, pasar crypto menunjukkan ketidakstabilan yang mencolok, penting bagi investor untuk tetap waspada terhadap berbagai faktor ekonomi dan politik yang dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin di masa mendatang.

Intan Lestari

Intan Lestari adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button