Bisnis

Sepi Pembeli: Kenapa Inflasi 2024 Bisa Terendah Sepanjang Masa?

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa laju inflasi Indonesia pada tahun 2024 mencapai angka historis terendah, yakni 1,57% secara tahunan. Angka ini bahkan lebih rendah dari inflasi yang tercatat selama pandemi Covid-19 pada tahun 2020, yang mencapai 1,68%. Penurunan signifikan ini mencerminkan kondisi ekonomi yang sedang mengalami tantangan, terutama disebabkan oleh sepinya permintaan dan daya beli masyarakat.

Dalam rentang waktu Mei hingga September 2024, BPS mendokumentasikan deflasi selama lima bulan berturut-turut. Deflasi ini menandakan bahwa harga barang mengalami penurunan yang berkelanjutan, hal ini terjadi di tengah situasi pasar yang lesu. Nailul Huda, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa rendahnya inflasi ini selaras dengan lemahnya daya beli masyarakat yang semakin menurun.

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi rendahnya inflasi tahun ini:

1. Penurunan Daya Beli: Masyarakat tidak mampu membeli barang-barang yang harganya seringkali tidak mengalami perubahan berarti. Kondisi ini berpadu dengan penghasilan yang stagnan, membuat permintaan akan barang menjadi sangat rendah.

2. Ketidakpastian Ekonomi: Kondisi ekonomi yang tidak menentu, ditambah dengan faktor global, membuat banyak orang lebih memilih untuk menabung ketimbang berbelanja. Kebijakan ekonomi yang tidak jelas juga memengaruhi kepercayaan konsumen.

3. Segmen Kelas Menengah yang Tertekan: Kelas menengah di Indonesia mengalami tekanan ekonomi yang signifikan, membuat mereka mengekang pengeluaran. Hal ini berkontribusi pada rendahnya permintaan barang konsumsi.

4. Kenaikan Harga Barang yang Lambat: Walaupun ada beberapa kenaikan harga, hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat. Sehingga, meskipun barang menjadi lebih murah, peminatnya tetap saja berkurang.

Huda menambahkan bahwa seharusnya di akhir tahun, peningkatan permintaan dapat terjadi, seiring dengan adanya momentum-hari raya dan libur panjang. Namun, semua itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Kenaikan permintaan bukan hanya dibutuhkan dari sisi harga barang yang rendah, tetapi juga disertai dengan kemampuan membeli masyarakat yang kuat,” tuturnya.

Dengan kondisi terkini, peribilehan pasar tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam waktu dekat. Penurunan permintaan ini berpotensi berlanjut dan dapat berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Jika daya beli masyarakat tidak meningkat, prospek inflasi di masa mendatang dapat tetap jauh di bawah harapan, bahkan berisiko menghadapi tantangan yang lebih besar.

Cung Media

Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button