Bisnis

Rupiah Hari Ini, 30 Januari 2025: Melemah Usai Pernyataan The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, 30 Januari 2025, mengalami pelemahan sebesar 13 poin atau 0,08%, menjadi Rp16.234 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah tercatat pada angka Rp16.221 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) memberikan pernyataan yang berorientasi hawkish dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada Rabu malam lalu.

Lukman Leong, analis mata uang dari Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa dampak dari pernyataan The Fed yang menyiratkan ketidakpastian terkait penurunan suku bunga menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi melemahnya rupiah. “Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS setelah dalam pertemuan FOMC semalam, The Fed memberikan pernyataan yang condong hawkish mengingat inflasi yang masih tinggi. The Fed juga menyatakan bahwa mereka tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga,” ungkapnya di Jakarta.

Kondisi ini semakin diperparah oleh data tenaga kerja AS yang masih menunjukkan kekuatan. Selain itu, kebijakan Presiden AS, Donald Trump, terkait imigrasi dan tarif, berkontribusi terhadap sentimen negatif yang juga mendorong pelemahan kurs rupiah. Meskipun kedua kebijakan ini dipenuhi ketidakpastian, mereka diperkirakan akan tetap berjalan sesuai rencana meskipun tidak seagresif ketika masa kampanye.

Beberapa data ekonomi AS yang relevan meliputi:
1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan pada kuartal IV-2024 sebesar 3,1%.
2. Inflasi inti tercatat 2,8%.
3. Inflasi umum berada pada angka 2,2%.
4. Tingkat pengangguran yang stabil di angka 4,1%.

Lukman juga memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam beberapa waktu ke depan. Perkiraan ini menyoroti potensi risiko yang akan mempengaruhi kekuatan mata uang domestik, terutama dalam konteks dinamika kebijakan moneter AS.

Masyarakat dan pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global, terutama yang berkaitan dengan keputusan The Fed dan dampaknya terhadap pasar mata uang. Kondisi ini penting mengingat ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap arus modal dan sentimen investor yang mungkin terpengaruh oleh kebijakan moneter AS.

Dalam konteks yang lebih luas, gejolak di pasar valuta asing seperti ini mencerminkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar global. Investor cenderung lebih memilih aset yang dianggap lebih aman ketika ada potensi peningkatan ketidakpastian atau volatilitas. Dengan demikian, pergerakan rupiah juga harus dipahami dalam konteks global yang lebih luas, termasuk faktor-faktor ekonomi makro yang berpengaruh.

Dengan pelaku pasar yang terus mengikuti perkembangan ini, kita dapat mengharapkan adanya respons yang lebih terukur dari para investor sejalan dengan perubahan kebijakan dan situasi ekonomi global yang dapat memengaruhi kurs rupiah ke depan.

Siti Aisyah adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button