![Penyerapan Beras Tidak Maksimal, Dirut Bulog Resmi Diganti!](https://cungmedia.com/wp-content/uploads/2025/02/Penyerapan-Beras-Tidak-Maksimal-Dirut-Bulog-Resmi-Diganti.jpg)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa pergantian Direktur Utama Perum Bulog pada akhir pekan lalu sangat erat kaitannya dengan isu penyerapan beras yang tidak maksimal. Hal ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah, karena dampaknya dapat memengaruhi semangat petani untuk menanam padi dan berdampak pada target swasembada pangan nasional.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (10/2), Erick menjelaskan bahwa Bulog memiliki kewajiban untuk menyerap tiga juta ton beras pada musim panen raya. Sayangnya, data menunjukkan bahwa serapan Bulog hingga saat ini masih jauh dari target. “Di Bulog ada kebijakan tiga juta gabah yang harus diserap. Dari data-data yang ada, serapannya masih kecil. Ya perlu ada penyegaran," ucapnya.
Erick menekankan pentingnya Bulog untuk mendukung kesejahteraan petani dengan membeli beras mereka sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang kini naik menjadi Rp6.500 per kilogram. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong petani agar semakin bersemangat dalam meningkatkan produksi beras. Menurut Erick, "Karena yang terpenting saat ini ialah kita menuju swasembada beras. Kalau serapannya tidak maksimal, harga gabahnya turun. Petaninya kasihan, akhirnya kapok menanam."
Pergantian direksi ini, yang mencakup penetapan Mayjen Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama yang baru, diharapkan bisa membawa perubahan positif bagi Bulog. Tindakan tersebut diambil setelah mempertimbangkan banyak faktor, termasuk perlunya sistem pendukung yang lebih baik agar penugasan Bulog dapat dilaksanakan dengan lebih maksimal.
Beberapa langkah yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja Bulog setelah pergantian direksi antara lain:
Peningkatan Penyerapan Beras: Target penyerapan tiga juta ton beras harus dicapai, agar kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan petani mendapatkan harga yang adil.
Penyesuaian HPP: Penyebaran informasi tentang perubahan HPP harus dilakukan secara efektif agar petani mendapatkan keuntungan dari penjualan hasil panen mereka.
Implementasi Sistem Pendukung: Bulog perlu mengembangkan sistem yang mendukung efisiensi dan efektivitas dalam penyerapan beras dari petani.
Dukungan bagi Petani: Kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi petani diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya menjual hasil panen kepada Bulog.
- Monitoring dan Evaluasi: Dalam setiap proses penyerapan, perlu ada monitoring dan evaluasi yang ketat agar setiap langkah dapat diukur dan dianalisis untuk perbaikan di masa mendatang.
Keberhasilan dalam menciptakan sistem yang efektif diharapkan tidak hanya akan meningkatkan angka penyerapan beras, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani. Jika Bulog berhasil dalam penyerapan beras, maka hal ini akan berkontribusi pada tercapainya tujuan pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, yang menjadi agenda prioritas dalam pembangunan pertanian di Indonesia.