Empat kurator kembali tidak hadir pada proses mediasi yang dijadwalkan berlangsung dengan PT Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ketidakhadiran ini menimbulkan kekecewaan dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Immanuel Ebenezer Gerungan, yang menilai bahwa kehadiran kurator sangat penting dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh Sritex pasca status pailit.
“Harusnya hadir dong, tanggung jawab,” ungkap Ebenezer, menunjukkan rasa frustasinya terhadap sikap para kurator. Menurutnya, kehadiran kurator sangat diperlukan guna menjelaskan situasi terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mungkin terjadi kepada para karyawan Sritex.
Kondisi Sritex yang telah dinyatakan pailit, menurut Ebenezer, harus menjadi perhatian serius semua pihak. “Kami minta kurator soal kawan-kawan buruh Sritex di-PHK atau tidak dan mereka tidak hadir. Seharusnya secara etika mereka hadir, jangan cuma bikin kegaduhan lantas menghilang,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh Sritex memberikan dampak langsung kepada karyawan yang khawatir akan masa depan pekerjaan mereka.
Meskipun demikian, manajemen Sritex sudah menyatakan komitmen untuk tidak melakukan PHK. “Kami sudah sampaikan ke manajemen, bahwa manajemen mampu nggak menjamin tidak ada PHK ke kawan-kawan buruh dan pihak manajemen memastikan tidak ada PHK,” kata Wakil Menteri. Ini menandakan adanya harapan tersendiri bagi karyawan yang tergantung pada keberlangsungan perusahaan.
Dalam pertemuan dengan pihak kurator sebelumnya, yang berlangsung di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Ebenezer mengungkapkan bahwa pentingnya audiensi tersebut dilakukan untuk mencegah PHK. Sebelum penolakan kasasi oleh Mahkamah Agung terkait putusan pailit Sritex, pemerintah sudah menegaskan tidak akan ada kebijakan PHK dalam situasi ini.
Seiring dengan tidak hadirnya kurator pada pertemuan yang difasilitasi oleh pemerintah, berbagai kalangan mulai mempertanyakan kelanjutan dan keberlangsungan perusahaan tekstil ini yang menjadi ikon industri di Indonesia. Mengingat Sritex merupakan wajah tekstil nasional, Ebenezer menyatakan, “Kami minta jangan merusak citra tekstil nasional.”
Pengamat industri meyakini bahwa keberadaan kurator sangat penting untuk memastikan keberlangsungan usaha Sritex dan nasib para karyawannya. Melihat perkembangan ini, akan sangat menarik untuk mengikuti langkah-langkah selanjutnya yang diambil oleh Sritex dan pihak-pihak terkait dalam merespons situasi yang penuh tantangan ini.