Presiden Prabowo Subianto akan menghapus utang sekitar 1 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, dengan total nilai mencapai Rp14 triliun. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan baru bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan akses ke fasilitas pinjaman setelah utang mereka dihapus. Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan agar seluruh pelaku UMKM dapat memulai kembali usaha mereka tanpa beban utang.
Dalam penjelasannya, Maman menyatakan bahwa pada tahap awal, sebanyak 67 ribu UMKM akan menjadi penerima manfaat dari program penghapusan utang ini. Total utang yang dihapus untuk tahap ini diperkirakan mencapai sekitar Rp2,4 triliun. “Target kita memang semua yang ada sekitar 1 juta pelaku UMKM akan kita hapuskan supaya semua bisa kembali bersih dalam catatan utang mereka,” ungkap Maman saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (3/1).
Kebijakan ini dijadwalkan untuk diluncurkan pada minggu kedua Januari. Maman menambahkan, “Kita akan meluncurkan program ini minggu depan, di mana sekitar 3 ribuan pelaku UMKM yang diundang akan mendapatkan penghapusan tagihan.” Penghapusan utang ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada UMKM, yang ditandatangani pada 5 November lalu.
Langkah ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, dianggap sebagai terobosan yang sangat diperlukan bagi sektor UMKM, yang selama ini berjuang menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi ekonomi yang tidak stabil. Dengan adanya program ini, diharapkan pelaku UMKM dapat kembali membangun usaha mereka dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Dalam konteks lebih luas, penghapusan utang ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan sektor UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sejumlah langkah lainnya juga diharapkan dapat diterapkan untuk memastikan UMKM tidak hanya bangkit dari keterpurukan, tetapi juga memiliki daya saing yang kuat di pasar.
Ini adalah langkah signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan menengah yang sering kali terhambat oleh utang. Strategi ini diharapkan bukan hanya akan mengurangi beban utang mereka, tetapi juga memfasilitasi peluncuran kembali usaha yang lebih kuat dan lebih berdaya saing di masa mendatang.
