Memperingati 70 tahun berdirinya Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), lembaga tersebut menggelar pelantikan Pengurus Pusat ISEI dan Pengurus Perkumpulan Istri ISEI (PIISEI) untuk periode 2024-2027. Pelantikan ini berlangsung dalam Kongres ISEI XXII yang diadakan di Surakarta, Jawa Tengah, pada 20 September 2024. Perry Warjiyo, yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum ISEI, menegaskan komitmennya untuk bersinergi dan mendukung program Asta Cita Pemerintah dengan menitikberatkan perhatian pada lima program strategis.
ISEI merupakan wadah bagi para ekonom Indonesia sejak 1955. Perry Warjiyo, yang juga menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, menekankan pentingnya peran ISEI dalam mengawal kebijakan ekonomi nasional, terutama melalui kontribusi pemikiran akademis dan keahlian praktis. Dalam sambutannya, Perry menyampaikan bahwa ISEI telah melalui berbagai tantangan perekonomian, seperti krisis minyak di era 1970-an, krisis Asia, dan dampak pandemi COVID-19.
Lima program strategis ISEI untuk mendukung Asta Cita Pemerintah meliputi:
Menjaga Stabilitas Perekonomian dan Sistem Keuangan
ISEI berkomitmen untuk memastikan perekonomian dan keuangan Indonesia tetap stabil agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.Mengembangkan Program Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk dalam negeri dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Membangun Ketahanan Pangan
ISEI berfokus pada pembentukan strategi terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan pangan, terutama dalam menghadapi penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB yang mencapai hanya 13,71% pada kuartal ketiga tahun 2024.Mendukung Akselerasi Digitalisasi
Dengan semakin pentingnya teknologi, ISEI akan mendorong penciptaan inklusivitas dalam ekonomi dan sistem keuangan melalui digitalisasi.- Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program sertifikasi profesi melalui kerja sama dengan Lamemba dan lembaga lainnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan daya saing bangsa, yang tergambar dalam Human Capital Index (HCI) Indonesia yang masih rendah.
Perry juga menyoroti tantangan yang harus dihadapi ISEI sebagai think-tank ekonomi national. Di sektor pangan, angka malnutrisi masih tinggi, dengan 17,7% dari total populasi mengalami masalah gizi. Untuk itu, strategi pertanian modern, perluasan akses pasar, serta program makan bergizi gratis (MBG) menjadi penting agar ketahanan pangan dapat tercapai.
"Sektor pertanian harus menjadi prioritas dalam konteks Asta Cita. Melalui adopsi teknologi dan pengembangan program yang terintegrasi, kita dapat meningkatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi rakyat Indonesia," jelas Perry.
Dengan fokus pada pendidikan vokasi dan pengembangan kualitas guru, ISEI berupaya memperbaiki potensi produktivitas sumber daya manusia di Indonesia. Program-program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, memperkuat posisi Indonesia di arena global, serta membangun masyarakat yang lebih sejahtera. ISEI berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kemajuan ekonomi nasional di masa mendatang.